Thursday, January 5, 2017

Serial KIller Tsutomu Miyazaki BHS.Indonesia

HALLO DROFTER



baiklah kali ini kita akan membacakan sebuah serial killer yang mungkin cukup aneh dan menyakut dengan dunia Otaku, dan dia berNama.....


Tsutomu Miyazaki

“Otaku” di berbagai belahan lain, termasuk Indonesia, mungkin terdengar seperti istilah yang netral. Otaku berarti penggemar fanatik dari berbagai produk Jepang, seperti manga, anime, hingga video games. Namun di negara asalnya sendiri, istilah “otaku” didefinisikan negatif. Bahkan para otaku sendiri seringkali didiskriminasikan oleh masyarakat Jepang. Alasannya, pembunuhan berantai sadis yang dilakukan oleh Tsutomu Miyazaki atau yang lebih dikenal dengan julukan “Otaku Killer”.

Tsutomu Miyazaki lahir di Saitama, Tokyo pada 21 Agustus 1962. Ia tak hanya pembunuh berantai, namun juga kanibal dan penderita nekrofilia. Miyazaki lahir dengan cacat fisik akibat lahir prematur, yakni telapak tangan dan jari2nya menyatu. Cacat lahiriah inilah yang menyebabkan ia tumbuh menjadi anak yang pendiam dan pemalu. Kita hanya bisa membayangkan, perlakukan semacam apa yang diterimanya dari teman2nya fisik seperti itu. Ia mendapat penolakan dari kedua orang tuanya dan kedua saudara perempuannya. Satu2nya yang menyayanginya dengan tulus hanyalah sang kakek. Namun ketika kakeknya meninggal pada 1988, ia menjadi depresi, bahkan memakan sebagian abu kremasi sang kakek. Pada masa inilah, ia mulai melakukan pembunuhan berantai.


Korban pertamanya adalah Mari Konno, seorang gadis berusia 4 tahun yang ia culik tepat sehari setelah ulang tahunnya yang ke-26. Ia membunuh gadis itu lalu membuang mayatnya, namun kembali setelah mayat gadis itu membusuk untuk mengambil tangan dan kakinya untuk disimpan sebagai trofi yang kemudian ia simpan di dalam lemari. Korban kedua adalah Masami Yoshizawa (7 tahun) yang juga ia culik dan ia bunuh di tempat yang sama ia membunuh Mari. Ia kemudian menculik Erika Namba (4 tahun) dan membunuhnya. Namun aksi tersadis ia lakukan pada korban terakhirnya, Ayako Nomoto (5 tahun) yang tak hanya ia bunuh, namun juga ia mutilasi. Sama seperti korban pertamanya, Tsutomu juga menyimpan potongan tangannya. Namun tak hanya itu. Ia juga meminum darah gadis itu serta memakan dagingnya.


Pada Juli 1989, aksi Miyazaki akhirnya usai ketika polisi menangkapnya atas tuduhan pelecehan seksual pada gadis di bawah umur. Ketika menyelidiki apartemennya, polisi menemukan bukti atas segala kejahatannya, juga ribuan materi2 berupa kaset anime serta manga, khususnya manga porno atau “hentai”. Inilah yang menyebabkan media mengutuknya sebagai Otaku Killer dengan beralasan kebiasaan membaca manga-lah yang membuatnya menjadi pembunuh berantai.


Salah satu ciri khas menakutkan dari pembunuh berantai ini, melalui pengakuan para keluarga korban, adalah ia seringkali menelepon keluarga korban. Ketika diangkat, Miyazaki hanya diam tanpa mengatakan sepatah katapun. Jika tidak diangkat, maka telepon akan terus berbunyi hingga 20 menit tanpa henti.





Selama jalannya pengadilan, Miyazaki terus menyalahkan alter egonya (ia sepertinya memiliki kepribadian ganda) bernama “Rat Man” yang melakukan pembunuhan2 itu. Ia bahkan menggambar Rat Man dalam bentuk manga. Ayah Miyazaki menolak untuk membayar pengacara untuk membela anaknya dan akhirnya bunuh diri pada 1994. Pada 1997, Miyazaki dijatuhi hukuman mati dan dieksekusi dengan cara digantung pada 2008.

No comments:

Post a Comment